Desa Banyior adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan. Desa Banyior memiliki 5 dusun, antara lain dusun Lendhen, Sabungan, Kemiden, Banyior, dan dusun Bulungkeng. Desa ini memiliki potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa khususnya dalam bidang pertanian. Potensi sumber daya alam yang ada di Desa Banyior berasal dari sektor pertanian dan sektor perternakan. Pada sektor pertanian menghasilkan sumber daya alam berupa Jagung, Padi, Kangkung, Singkong, Umbi-Umbian dan tanaman jenis lainnya. Sedangkan, di sektor perternakan yakni berupa sapi dan kambing.

Potensi-potensi yang ada di desa Banyior tersebut membuat para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berinisiatif untuk memperkenalkan desa Banyior dengan berbagai potensi dan keragaman budaya yang dimilikinya dalam bentuk video profil desa yang sekaligus menjadi salah satu program kerja pada kegiatan KKN kali ini.

Video profil ini dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan potensi desa Banyior agar dapat dikenal oleh masyarakat luas sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan desa. Selain itu, dengan adanya video profil desa ini diharapkan dapat menarik perhatian pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk bisa meningkatkan pembangunan di desa Banyior.

 

 

 

 

 

 


 

Kabupaten Bangkalan adalah salah satu Kabupaten yang berada di pulau Madura. Kabupaten ini memiliki luas wilayah kurang lebih 1.260,14m2. Pada Kabupaten ini terdapat beberapa Kecamatan diantaranya adalah Kecamatan Sepulu. Dulu nama ini diambil dari sebuah pulau (Se Pulau) dimana pulau ini memiliki sepuluh sumber mata air. Pada Kecamatan ini terdapat beberapa desa didalamnya, salah satunya yakni Desa Banyior.

Desa Banyior ini memiliki banyak potensi alam dan juga menyimpan sejarah yang begitu besar. Kata Banyior awalnya merupakan “Be nyior” yang memiliki arti “Sabe” dalam Bahasa Madura atau “Sawah” dalam Bahasa Indonesia. Serta “Bungkaan Nyior” atau dalam Bahasa Indonesia adalah pohon kelapa.

Pada zaman dahulu, menurut para leluhur pada zaman penjajahan sekitar tahun 1994, terdapat suatu daerah yang merupakan daerah persawahan yang banyak ditumbuhi pohon kelapa pada setiap sisinya. Tumbuhan kelapa yang sangat banyak di daerah tersebut sering dijadikan tempat persembunyian warga dari para penjajah. Selain menjadi tempat persembunyian warga tempat tersebut sering pula menjadi tempat persembunyian maling. Pada suatu hari terjadi sebuah peristiwa yang unik, dimana warga sekitar di daerah tersebut banyak melintas pada hari itu dan juga banyak buah kelapa yang berjatuhan dari pohon kelapa tersebut. Buah kelapa yang jatuh yang menjadi rebutan warga yang melintas, saat buah kelapa jatuh seketika para warga menyebut “Be nyior” atau “Ada Kelapa” sambil berlari memperebutkan kelapa tersebut. Seringnya warga menyebut “Be nyior” di daerah tersebut sampai saat ini desa ini dikenal dengan sebutan “Banyior”.

Desa Banyior merupakan salah satu desa yang potensi alamnya dapat berkembang dengan baik di sektor pertanian. Desa Banyior merupakan desa penghasil Jagung, Padi, Singkong, Umbi-Umbian dan tanaman jenis lainnya. Desa ini memiliki 5 dusun yakni Dusun Sabungan yang dipimpin kepala dusun yang bernama Bapak Mukhlis, Dusun Lenden yang dipimpin kepala dusun yang bernama Bapak M Syafi’uddin, kemudian Dusun Kemiden yang dipimpin kepala dusun yang bernama Bapak Moch Helmi, Dusun Banyior yang dipimpin kepala dusun yang bernama Choerul Rohman, dan dusun yang terakhir adalah Dusun Blungkeng yang dipimpin kepala dusun yang bernama Bapak Misturi. Awal kedatangan kami, KKN 50 Universitas Trunojoyo Madura Tahun Ajaran Semester Ganjil 2023-2024 disambut dengan ramah oleh kepala desa dan apparat desa. Kami KKN 50 juga disediakan tempat tinggal yang cukup nyaman.


 

VISI

Terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat Bangkalan yang agamis dan sejahtera serta demokratis pada tahun 2013 yang ditopang dengan kemajuan ekonomi yang berdasarkan kepada kekuatan industri, perdagangan dan jasa.

MISI

Ø  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang religius dengan didukung oleh tingkat kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat yang tinggi.

Ø  Menjamin terselenggaranya tata kepemerintahan yang baik, demokratis, adil, prima, dan bebas dari KKN.

Ø  Peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan dalam mendukung ekonomi daerah dan investasi.

Ø  Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang strategis dan berimbang dengan mempertimbangkan aspek tata ruang dan lingkungan.

Ø  Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Ø  Meningkatkan profesionalisme aparat serta pelayanan publik yang prima yang didukung dengan sistem dan prosedur serta proses yang memadai.

Ø  Meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam meliputi pertanian dalam arti luas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan) yang berorientasi kemakmuran rakyat.

Ø  Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpendapat dan berpolitik dengan menjunjung tinggi kebersamaan dan kesatuan.

Ø  Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan generasi muda dan olahraga.

Ø  Meningkatkan dan melestarikan serta mengembangkan potensi budaya.

Ø  Meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan kesejahteraannya.

Ø  Meningkatkan keluarga sejahtera yang didukung dengan peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat.

Ø  Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan.

 

 


Penyelenggaraan urusan pemerintah di tingkat Desa Banyior (Pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah di Desa Banyior ini dijalankan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah di di Desa Banyior. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah, pembangunan, kemasyarakatan. Desa Banyior terdiri 5 (lima) Dusun, yaitu Dusun Lenden, Dusun Banyior, Dusun Kemedan, Dusun Sabungan dan Dusun Blungkeng. Perangkat Desa menurut jenis jabatannya di Desa Banyior terdiri dari 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, 1 Kasi Pemerintahaan, 1 Kesejahteraan, 1 Kaur Perencanaan, 1 Kaur Keuangan dan 5 Kepala Dusun.

Berikut susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Banyior :

Desa Banyior juga mempunyai Badan Permusyawaratan Desa, lembaga ini merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintah Desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa Banyior yang bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.





 

Sumber Daya Alam (disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jenis SDA dibagi menjadi dua, yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. SDA yang dapat di perbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem. SDA yang tidak dapat diperbaharui yakni barang tambang contohnya minyak bumi, batu bara, timah, dan nikel. Maka dari itu, kita harus menggunakan SDA ini dengan sebaik mungkin.

Sumber daya alam buatan dihasilkan dari pengembangan sumber daya alam hayati atau sumber daya alam nonhayati yang ditunjuk untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kemampuan daya dukungnya antara lain hutan buatan, waduk, dan jenis unggul.

Sumber daya alam mencakup sumber daya lahan, hutan, air, dan mineral. Sumber daya alam ini merupakan modal utama untuk pelaksanaan aktivitas pembangunan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

Sumber daya alam di Desa Banyior berasal dari sektor pertanian dan sektor perternakan. Pada sektor pertanian menghasilkan sumber daya alam berupa Jagung, Padi, Kangkung, Singkong, Umbi-Umbian dan tanaman jenis lainnya. Sedangkan, di sektor perternakan yakni berupa sapi dan kambing.


 



Bangkalan, Jum’at/12/01/2024 KKN 50 UTM adakan lomba di Balai desa Banyior. Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari pada hari jum’at pada pukul 14.00 dan hari sabtu 13 Januari 2024 pada pukul 15.30. Lomba tersebut diramaikan oleh anak-anak SDN Bannyior 1 dan 2 beserta kelompok KKN 50 UTM.

Lomba yang diadakan antara lain lomba makan kerupuk, estafet sarung, kursi goyang dan memasukkan kail. Lomba yang diikuti oleh sekitar... anak dari SDN Banyior 1 dan 2 berjalan dengan lancar.



                                         

KKN 50 Universitas Trunojoyo Madura melakukan pembuatan media pembelajaran berupa media untuk kuis. Media ini akan di demokan dan diberikan ke SDN Bayior 1 dan 2. Media ini dibuat untuk mempermudah guru dalam melakukan kuis ataupun permainan yang bersifat mendidik. Media ini dilengkapi dengan dadu untuk menentukan angka berapa yang harus dipilih.

Alat dan bahan untuk pembuatan media ular tangga :

Pembuatan Dadu

·         Kertas Karton

·         Kardus

·         Gunting

·         Lem

Cara pembuatan media pembelajaran :

·       1. Buat pola kubus pada kertas karton

·         2. Gunting pola

        3. Tempelkan pola pada kardus, selanjutnya gunting

·         4. Bentuk pola menjadi dadu

·         5. Media kuis siap digunakan

 











 

 

 

 

 


 


KKN 50 Universitas Trunojoyo Madura mengadakan sosialiasi “Bullying” kepada siswa siswi SDN BANYIOR 1 dan 2. Mahasiswa KKN menjelaskan materi mengenai pembullyan kepada siswa serta memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan. Adapun materi yang dijelaskan adalah definisi bullying, jenis-jenis bullying, dampak bullyng bagi korban dan pelaku, serta contoh-contoh bullying. 

Antusiasme siswa untuk mengikuti sosialisasi sangat baik, siswa siswi SDN Banyior sangat senang dengan adanya kegiatan tersebut. Siswa siswi SDN Banyior juga aktif dalam menjawab pertanyaan.

Sosialisasi tentang bullying sangat penting untuk anak-anak SD. Bullying adalah perilaku yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis anak-anak.

Melalui sosialisasi “Bullying”, anak-anak sekolah dasar diarahkan untuk menjadi agen perubahan dalam lingkungan mereka.

Mereka belajar untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan sekolah yang bebas dari bullying dan menjadikan kebaikan, kerjasama, dan penghormatan sebagai nilai-nilai yang mereka pegang teguh. 

Dengan demikian, sosialisasi ini membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan positif bagi perkembangan anak-anak sekolah dasar, di mana mereka dapat tumbuh dan belajar dengan penuh keyakinan serta semangat.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa sosialisasi ‘Bullying” pada anak-anak SD sangat penting:

1. Kesadaran: Sosialisasi akan membantu anak-anak untuk memahami apa itu bullying, termasuk berbagai bentuknya seperti verbal, fisik, dan cyberbullying.

2. Empati: Anak-anak akan belajar untuk merasakan empati terhadap orang lain, sehingga mereka lebih cenderung membantu teman sebaya yang mungkin menjadi korban bullying.

3. Pencegahan: Dengan meningkatnya kesadaran tentang bullying, anak-anak dapat lebih mudah mengidentifikasi tanda-tanda awalnya dan melaporkannya kepada orang dewasa.

4. Keterampilan Sosial: Sosialisasi bullying juga mencakup pengembangan keterampilan sosial, seperti komunikasi yang baik, penyelesaian konflik, dan pengelolaan emosi, yang dapat membantu anak-anak menjalin hubungan yang lebih baik dengan teman-teman sebaya.

5. Lingkungan yang Aman: Anak-anak yang tahu bahwa sekolah mereka memiliki kebijakan anti-bullying dan bahwa perilaku semacam itu tidak akan ditoleransi, akan merasa lebih aman dan nyaman.

 

 


 

 




Senin, 08/01/2024, Desa Banyior merupakan desa yang memiliki banyak lahan pertanian dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Di sisi lain, mayoritas kelompok tani di desa tersebut masih menggunakan pestisida dan pupuk kimia untuk bercocok tanam. Kelompok tani Desa Banyior mengalami masalah mengenai pupuk, Pembagian pupuk di Desa Banyior masih kurang merata sehingga tidak menjamin kesejahteraan kelompok tani.

Mahasiswa KKN 50 UTM mengadakan sosialisasi pelatihan Biosaka. Dalam kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Desa Banyior, kelompok tani mendapatkan pemaparan seputar manfaat pupuk organik tersebut, diantaranya untuk memicu pertumbuhan tanaman dan mengontrol hama.

Pada kegiatan tersebut tidak hanya memaparkan materi tentang biosaka, Mahasiswa KKN 50 dan  BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) juga mempraktikkan langsung tata cara pembuatan pupuk yang telah disosialisasikan sebelumnya.

Berikut adalah beberapa manfaat dan kelebihan biosaka :

u  Memperbaiki sel-sel tanaman

u  Meminimalisir/mengurangi serangan hama penyakit

u  Menjadikan lahan lebih subur

u  Umur panen lebih pendek

u  Menghemat biaya pupuk kimia sintetis 50-70% dari biasanya dan pestisida kimiawi

u  Meningkatkan jumlah produksi

u  Bahan ada disekitar petani

u  biaya nol rupiah/gratis petani membuat sendiri

u  Tidak ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman

u  Tidak beracun

u  Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen

u  Proses pembuatan cepat dan dapat langsung digunakan (disbanding produk fermentasi)

u  Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit

u  Dapat diterapkan pada semua komoditas,

Alat dan Bahan Pembuatan Biosaka :

1.      1. Alat yang digunakan :

a.       Gunting untuk memotong rumput/daun

b.      Wadah untuk proses pembuatan biosaka (ember, baskom)

c.       Gayung untuk ambil air dan juga alat bantu saat penyaringan

d.      Saringan untuk menyaring bahan biosaka

e.       Corong untuk alat bantu memasukan ramuan biosaka ke botol

f.        Botol/jerigen untuk menyimpan biosaka

2.    2.  Bahan yang digunakan :

a.       Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya.

b.      Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukai tangan waktu meremas.

c.       Memulai dengan berdoa dan memilih rumput/daun minimal 5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun bebas, tidak harus standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda, memotong rumput/daun bisa menggunakan tangan manual atau gunting.

d.      Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan, 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput/daun dalam 5 liter air.

3.      3. Proses meramu biosaka :

a.       Meremas didahului berdoa dan dilakukan dengan sabar, ikhlas, sepenuh hati dan fokus.

b.      Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apa pun).

c.       Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas.

d.      Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap tangan di dalam air dan tidak berganti orang.

e.       Meremas rumput tidak boleh menggunakan blender, mesin, ditumbuk tetapi harus menggunakan tangan, karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup, sebagaimana halnya membuat cincau. Sehingga Biosaka tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua petani bisa membuat sendiri.

f.        Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk larutan mencapai homogen perlu waktu kisaran 10-20 menit.

g.      Ciri-ciri visual bahwa Biosaka disebut homogen: tidak mengendap, merata homogenitas dalam botol mulai dari bagian atas, tengah dan bawah; tidak timbul gas, tidak ada butiran, bibir permukaan membentuk pola cincin, ramuan Biosaka terlihat pekat dan mengkilap, diterawang tidak bening, bisa berwarna hijau/biru/merah sesuai dengan warna rumput/daun yang digunakan. Bagi Biosaka homogen yang sempurna bisa disimpan hingga 5 tahun

h.      Kepekatan ramuan Biosaka dapat diukur dengan menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS), harganya murah dapat dibeli di toko maupun online. Mengukur dengan TDS, pada saat sebelum dan setelah diremas, peningkatannya/deltanya, minimal 200 ppm, sebaiknya di atas 300 ppm dan untuk menjadi homogen sempurna di atas 500 ppm. Ukuran TDS ini bukan  satu-satunya cara untuk mengukur Biosaka homogen, tetapi hanya alat bantu saja. Masih banyak alat ukur yang lain, seperti dilihat visual ‘niteni’ atau metode kinesiologi atau metode lainnya.

i.        Selanjutnya ramuan biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol/jerigen menggunakan corong.

j.        Ramuan biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.

4.      4. Penyemprotan Biosaka

a.       Alat semprot harus bersih dari kandungan sisa pestisida, fungisida dan herbisida.

b.      Dosis penyemprotan untuk padi dan jagung 40ml/tanki semprot (kapasitas tanki 15 liter). Untuk aneka kacang dan umbi 30ml/tanki dan hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu hektar lahan sekali aplikasi cukup 2-4 tanki sprayer.

c.       Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran seminggu sekali.

d.      Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang. Bila penyemprotan tidak tepat (daun basah kena Biosaka, dosis berlebih) sehingga berdampak daun menguning/menggulung atau lainnya, maka hari berikutnya dilakukan penyemprotan kembali dengan cara yang benar dan sesuai dosis anjuran, sehingga  daun menjadi pulih dalam waktu 24 jam.

e.       Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga mudah menyemprot ngabut, perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah mata angin.

f.        Penyemprotan cukup dari atas pematang dengan stik/gagang semprot dapat diperpanjang hingga 2-3 meter.

g.      Aplikasi Biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasi hamparan insitu dari bahan rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi maksimal 20 km dan untuk lahan yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi. Biosaka tidak efektif diaplikasikan/dikirim antara wilayah karena berbasis pengenalan agroekosistem.

h.      Cara memilih rumput, meremas, menyemprot dan testimoni hasilnya dapat dipelajari dari Youtube ProPaktani dengan materi Biosaka, dan youtube-youtube semisal dengan ciri-ciri ada Pak Anshar, Prof Robert Manurung, dan lain-lain.

 



 

 


About

Popular Posts

Blog Archive