Senin,
08/01/2024, Desa Banyior merupakan desa yang memiliki banyak lahan pertanian
dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Di sisi lain, mayoritas
kelompok tani di desa tersebut masih menggunakan pestisida dan pupuk kimia
untuk bercocok tanam. Kelompok tani Desa Banyior mengalami masalah mengenai
pupuk, Pembagian pupuk di Desa Banyior masih kurang merata sehingga tidak
menjamin kesejahteraan kelompok tani.
Mahasiswa
KKN 50 UTM mengadakan sosialisasi pelatihan Biosaka. Dalam kegiatan tersebut
dihadiri langsung oleh BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Desa Banyior, kelompok
tani mendapatkan pemaparan seputar manfaat pupuk organik tersebut, diantaranya
untuk memicu pertumbuhan tanaman dan mengontrol hama.
Pada
kegiatan tersebut tidak hanya memaparkan materi tentang biosaka, Mahasiswa KKN
50 dan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) juga
mempraktikkan langsung tata cara pembuatan pupuk yang telah disosialisasikan
sebelumnya.
Berikut
adalah beberapa manfaat dan kelebihan biosaka :
u Memperbaiki sel-sel tanaman
u Meminimalisir/mengurangi serangan hama penyakit
u Menjadikan lahan lebih subur
u Umur panen lebih pendek
u Menghemat biaya pupuk kimia sintetis 50-70% dari
biasanya dan pestisida kimiawi
u Meningkatkan jumlah produksi
u Bahan ada disekitar petani
u biaya nol rupiah/gratis petani membuat sendiri
u Tidak
ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman
u Tidak beracun
u Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari
benih sampai panen
u Proses pembuatan cepat dan dapat langsung digunakan
(disbanding produk fermentasi)
u Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang
sangat sedikit
u Dapat diterapkan pada semua komoditas,
Alat
dan Bahan Pembuatan Biosaka :

1. 1. Alat
yang digunakan :
a. Gunting untuk memotong rumput/daun
b. Wadah untuk proses pembuatan biosaka (ember, baskom)
c. Gayung untuk ambil air dan juga alat bantu saat
penyaringan
d. Saringan untuk menyaring bahan biosaka
e. Corong untuk alat bantu memasukan ramuan biosaka ke
botol
f.
Botol/jerigen
untuk menyimpan biosaka
2. 2. Bahan
yang digunakan :
a. Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat,
sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak
bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata. Ambil
agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya.
b. Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukai
tangan waktu meremas.
c. Memulai dengan berdoa dan memilih rumput/daun minimal
5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun
bebas, tidak harus standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa
berbeda-beda, memotong rumput/daun bisa menggunakan tangan manual atau gunting.
d. Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah
dalam satu kali pembuatan, 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan
rumput/daun dalam 5 liter air.
3. 3. Proses
meramu biosaka :
a. Meremas didahului berdoa dan dilakukan dengan sabar,
ikhlas, sepenuh hati dan fokus.
b. Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter
dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apa pun).
c. Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara
tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali
memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air ke kiri
(berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil
tetap meremas.
d. Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai
hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap tangan di dalam air dan
tidak berganti orang.
e. Meremas rumput tidak boleh menggunakan blender, mesin,
ditumbuk tetapi harus menggunakan tangan, karena ada interaksi antara tangan
dengan rumput sebagai makhluk hidup, sebagaimana halnya membuat cincau.
Sehingga Biosaka tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua
petani bisa membuat sendiri.
f.
Peremasan
dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut
homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk larutan
mencapai homogen perlu waktu kisaran 10-20 menit.
g. Ciri-ciri visual bahwa Biosaka disebut homogen: tidak
mengendap, merata homogenitas dalam botol mulai dari bagian atas, tengah dan
bawah; tidak timbul gas, tidak ada butiran, bibir permukaan membentuk pola
cincin, ramuan Biosaka terlihat pekat dan mengkilap, diterawang tidak bening,
bisa berwarna hijau/biru/merah sesuai dengan warna rumput/daun yang digunakan.
Bagi Biosaka homogen yang sempurna bisa disimpan hingga 5 tahun
h. Kepekatan ramuan Biosaka dapat diukur dengan
menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS), harganya murah dapat dibeli
di toko maupun online. Mengukur dengan TDS, pada saat sebelum dan
setelah diremas, peningkatannya/deltanya, minimal 200 ppm, sebaiknya di atas
300 ppm dan untuk menjadi homogen sempurna di atas 500 ppm. Ukuran TDS ini
bukan satu-satunya cara untuk mengukur
Biosaka homogen, tetapi hanya alat bantu saja. Masih banyak alat ukur yang
lain, seperti dilihat visual ‘niteni’ atau metode kinesiologi atau metode
lainnya.
i.
Selanjutnya
ramuan biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam
botol/jerigen menggunakan corong.
j.
Ramuan
biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan
biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
4. 4. Penyemprotan
Biosaka
a. Alat semprot harus bersih dari kandungan sisa
pestisida, fungisida dan herbisida.
b. Dosis penyemprotan untuk padi dan jagung 40ml/tanki
semprot (kapasitas tanki 15 liter). Untuk aneka kacang dan umbi 30ml/tanki dan
hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu hektar lahan sekali aplikasi cukup 2-4
tanki sprayer.
c. Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10
HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan
untuk sayuran seminggu sekali.
d. Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di
atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, posisi nozzle
menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang. Bila penyemprotan tidak tepat
(daun basah kena Biosaka, dosis berlebih) sehingga berdampak daun
menguning/menggulung atau lainnya, maka hari berikutnya dilakukan penyemprotan
kembali dengan cara yang benar dan sesuai dosis anjuran, sehingga daun menjadi pulih dalam waktu 24 jam.
e. Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya
pada sore hari saat ada angin sehingga mudah menyemprot ngabut, perhatikan
cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah mata angin.
f.
Penyemprotan
cukup dari atas pematang dengan stik/gagang semprot dapat diperpanjang hingga
2-3 meter.
g. Aplikasi Biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan
di lokasi hamparan insitu dari bahan rumput/daun di sekitar. Jarak
efektif aplikasi maksimal 20 km dan untuk lahan yang sudah berat/tidak sehat
harus lebih dekat lagi. Biosaka tidak efektif diaplikasikan/dikirim antara
wilayah karena berbasis pengenalan agroekosistem.
h. Cara memilih rumput, meremas, menyemprot dan testimoni
hasilnya dapat dipelajari dari Youtube ProPaktani dengan materi Biosaka, dan
youtube-youtube semisal dengan ciri-ciri ada Pak Anshar, Prof Robert Manurung,
dan lain-lain.